Rabu, 28 Desember 2016

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan, dengan pendidikan formal dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Bahkan diinginkan agar tiap warga Negara melanjutkan pendidikannya sepanjang hidup. Dahulu banyak tugas pendidikan yang dipegang oleh keluarga dan lembaga-lembaga lain yang lambat laun makin banyak dialihkan menjadi beban sekolah seperti persiapan untuk mencari nafkah, kesehatan, agama, pendidikan kesejahteraan keluarga, dan lain-lain. Namun pendidikan formal tak dapat diharapkan menanggung transmisi kebudayaan bangsa.  Masyarakat masih akan tetap memegang fungsi yang penting dalam pendidikan transmisi keseluruhan kebudayaan. Pendidikan norma-norma, sikap adat istiadat, keterampilan sosial, dan lain lain banyak diperoleh anak terutama berkat pengalamannyadalam pergaulannya dengan anggota keluarga, teman-teman sepermainan dan kelompok primer lainnya, bukan disekolah.
Fungsi sekolah yang utama adalah pendidikan intelektual, yakni ‘’mengisi otak’’ anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataannya masih mengutamakan latihan mental-formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, oleh sebab itu memerlukan tenaga yang khusus dipersiapkan untuk itu, yakni guru. Dalam pendidikan formal yang biasanya memegang peranan utama ialah guru dengan mngontrol reaksi dan repon murid. Anak-anak biasanya belajar dibawah tekanan dan bila perlu paksaan tertentu dan kelakuannya dikuasai dan diatur dengan berbagai aturan. Kurikulum pada umumnya juga ditentukan oleh petugas pendidikan, guru atau orang dewasa lainnya akan tetapi bukan oleh murid itu sendiri. Tidak selalu bahan itu menarik minat anak atau fungsional dalam kehidupan anak itu. Maka karena itu guru berusaha menarik minat anak menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar